Senin, 07 Maret 2011

Firman Tuhan sebagai Dasar Pertumbuhan Iman Remaja

Firman Tuhan sebagai Dasar Pertumbuhan Iman Remaja
Iman percaya adaalah tindakan yang terdiri dari empat unsur, yang pertama ialah mengakui bahwa apa yang difirmankan oleh Allah adalah benar dan sungguh dapat diandalkan. Yang kedua ialah menyerahkan diri kepada firman Tuhan dan Kristus sebagai dasar pengharapan yang kukuh. Yang ketiga ialah menerima janji Allah yang terdapat di dalam Alkitab. Yang keempat ialah menghayati kebenaran firman Tuhan dalam pengalaman. Oleh sebab itu iman adalah respon dan tindakan (Yak. 2:14-20).[1]
Iman adalah pengakuan, percaya, bersandar, menghormati, menaati, menyerahkan, mengasihi Allah dengan kesungguhan hati yaitu dengan segenap jiwa, akal budi, dan ketekunan. Iman memang bukan sesuatu yang diwarisi setiap remaja dari orang tuanya, sebagaimana ia mewarisi segi-segi kepribadian mereka, namun seorang remaja dapat dibimbing kepada iman melalui asuhan, teladan dan doa-doa orangtuanya. intisari iman Kristen ialah pemberitaan kabar sukacita yang menyatakan bahwa dalam Yesus Kristus, Allah telah memasuki eksistensi manusiawi, mencari dan menyelamatkan manusia. Inilah yang disebut dengan kerygma.[2]
Alkitab menjelaskan bahwa pengaruh pertama yang dialami Timotius adalah pengaruh asuhan orangtuanya dan terutama ibu dan neneknya yang mengajarnya Alkitab sejak ia kecil. Memang ada unsur intelektual dalam iman, namun intelektual bukanlah hal utama atau yang paling penting dalam iman. Iman berarti percaya kepada Kristus dengan sepenuh hati sebagai oknum yang telah mati untuk memberi kita keselamatan. Iman yang dimaksud ialah penyerahan diri yaitu penyerahan seluruh hidup kepada Sang Juruselamat.
Iman Kristen harus menjadi ciri setiap remaja, sehingga setiap remaja dapat berdiri teguh dalam iman (1 Kor. 16:13), tinggal di dalam iman (Kol. 1:23) dan “hidup” di dalam iman (2 Kor. 5:7). Oleh imanlah setiap remaja boleh masuk kepada Allah (Roma 5:2; Efesus 3:12). Iman tidaklah statis dan iman itu tumbuh (2 Kor. 10:15; 2 tes. 1:3). Sangat keliru jika seseorang menganggap iman sebagai hasil usaha manusia yang sebanding dengan tindakan Allah untuk keselamatan. Iman itu sendiri berasal dari Allah, sebab kepada setiap orang percaya Allah mengaruniakan suatu ukuran iman (Roma 12:3).[3]
Jika seorang remaja benar-benar percaya kepada Kristus, maka ia akan menerima firman-Nya sebagai kebenaran dan menerima kebenaran tentang Kristus dan hubungan-Nya dengan Bapa. Dan ia juga percaya kepada Bapa dan kepada penyataan yang dibuat dalam Kitab Suci. Semua itu begitu mendasar sehingga sungguh-sungguh bisa dikatakan bahwa ia percaya.


[1] Wongso, Dasar Iman Kepercayaan Kristen, 47.
[2] Iris V. Cully, Dinamika Pendidikan Kristen, Pen. P. Siahaan dan Stephen Suleeman, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2009), xi.
[3] Morris, Teologi Perjanjian Baru, 112.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar